8 Klasifikasi Pakan Untuk Diskusi Agribisnis Pakan Ternak Ruminansia


PEMILIHAN BAHAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA

1.        Pengertian Pemilihan Bahan Pakan Ternak Ruminansia
Pemilihan bahan pakan ternak ruminansia merupakan kegiatan pemilihan bahan pakan berdasarkan kelas, kualitas, kelaziman dan kriteria untuk menigkatkan keberhasilan pada saat pembuatanb pakan ternak
2.    Manfaat pemilihan bahan pakan ternak ruminansia
Pakan ternak adalah makanan atau asupan yang diberikan kepada hewan ternak atau hewan peliharaan. Pakan ternak merupakan faktor sangat penting dalam kegiatan budidaya di sektor peternakan. Oleh karena itu, pemilihan pakan ternak secara tepat sangat menentukan keberhasilan usaha ternak tersebut. Kebutuhan pakan dari masing-masing jenis ternak tentu saja berbeda-beda, tergantung jenis, umur dan berat badan dari ternak tersebut. Namun secara umum, semua ternak membutuhkan pakan dan nutrisi berimbang agar pertumbuhan dan perkembanganya dapat optimal. Karena kebutuhan nutrisi ternak tidak bisa terpenuhi dengan pemberian satu jenis pakan saja, maka veraiasi atau keragaman jenis pakan juga harus diperhatikan dalam pemberian pakan ternak.
3.    Macam-macam kelas bahan pakan ternak ruminansia
a.    Kelas 1 (Hijauan kering / Roughage)
Semua pakan yang kering dan mengandung serat kasar ≥ 18% (hay, jerami kering, dry fodder, dan dry stover). Hay berasal dari hijauan makanan ternak (rumput atau leguminosa) yang sengaja dipotong sebelum berbunga, kemudian dikeringkan, tetapi masih mengandung nilai zat makanan yang cukup bagi ternak. Cara meningkatkan kandungan zat makanan Roughage, yaitu: (a) Amoniasi (b) Amoniaso dan penambahan sulfur.
b.    Kelas 2 (Pasture / Tanaman padangan)
Semua tanaman sebagai pakan hijauan dalam keadaan segar, yang termasuk kelas ini semua tanaman (batang, daun, dan bunga) baik yang berasal dari tanaman yang sengaja ditanam maupun yang tumbuh liar. Besarnya kandungan zat makanan di dalamnya tergantung dari: Varietas tanaman, cara memotong (ketinggian dari permukaan tanah), umur pemotongan, dan unsur hara tanah. Hijauan ini dapat berasal dari:
v  Rumput: graminae atau cyperaceae
v  Leguminosa
v  Limbah pertanian
v  Gulma
v  Ramban


c.     Kelas 3 (Silase)
Silase adalah semua pakan yang sudah mengalami fermentasi secara anaerob. Pada proses ini terjadi perubahan dari bahan-bahan organic menjadi asam laktat oleh bakteri anaerob. Oleh karena itu, jangan diberikan ke ternak secara keseluruhan. pemberian siase pada sapi perah, sebaiknya sesudah dilakukan pemerahan. Tujuan pembuatan silase yaitu untuk mengawetkan pakan hiajuan.

d.    Kelas 4 (Pakan sumber energi)
Semua buah-buahan, umbi-umbian, biji-bijian dan hasil ikutannya yang mengandung protein <20% dan serat kasar <18%. Biji-bijian atau butir-butiran mengandung kadar pati yang tinggi dan siap dicerna, merupakan sumber energi utama bagi unggas.




e.     Kelas 5 (Pakan sumber protein)
Pakan sumber protein adalah semua pakan yang mengandung protein ≥ 20%. Sumber protein ada dua, yaitu berasal dari tanaman yang disebut dengan protein nabati, sedangkan yang berasal dari hewan disebut dengan protein hewani.
Protein nabati banyak berasal dari bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit, bungkil kacang tanah, ampas kecap, dan lain sebagainya. Bungkil—limbah dari pembuatan minyak—banyak dipergunakan dalam ransumm sebagai sumber protein nabati. Kualitas bungkil dipengaruhi oleh cara pembuatan minyak tersebut.
Protein hewani berasal dari tepung ikan, darah, udang, bekicot, cacing tanah, manure, dan hasil ikutan susu. Pada umumnya, mutu protein hewani lebih baik bila dibandingkan dengan protein nabati, jika ditinjau dari segi kandungan asam amino esensial (terutama lisin dan methionine), mikromineral, vitamin, B12, dan serat kasarnya lebih rendah, sehingga lebih mudah dicerna.


f.     Kelas 6 (Pakan sumber mineral)
Mineral adalah segala sesuatu yang mengandung cukup banyak mineral atau fosfor. Bahan mineral dapat berupa garam anorganik atau bahan organic, seperti fosfor yang digabung dnegan fosforprotein dan logam digabung dnegan enzim. Mineral juga merupakan zat pembangunpertumbuhan dan produksi, kebutuhan mineral relative sedikit tetapi, jika kekurangan mineral dapat mengakibatkan efek tang tidak menguntungkan pada ternak.
Mineral berfungsi sebagai pembentuk struktur fisiologis, sebagai katalisator sekaligus berfungsi sebagai regulator. Semua jaringan tubuh ternak mengandung zat mineral dalam jumlah dan proporsi yang sangat bervariasi. Beberapa fungsi dan peran mineral pada ternak, antara lain : (a) mineral berperan untuk pembentukan jaringan tulang dan urat, (b) mineral berperan untuk membantukeperluan berproduksi (c) mineral berperan untuk membantu proses pencernaan serta penyerapan zat-zat makanan (d) mineral yang diberikan melalui pakan berperan untuk menggantikan mineral tubuh yang hilang, dan memelihara kesehatan. Pakan yang mengandung unsur-unsur mineral makro, seperti :
ü  Garam dapur (NaCl) terdiri dari 39,30% Na dan 60,00% Cl
ü  Kapur 40,00% Ca
ü  Tepung tulang terdiri dari 29,00% Cad an 12,60% P
ü  Cangkang remis terdiri dari 36,30% Cad an 0,62% P
ü  Cangkang telur terdiri dari 98,50% CaCO3 dan 0,,85% MgCO3
ü  Kalium phosphate terdiri dari 16,90-38,80% Cad an 18,00-24,00% P
ü  Kulit kerang

g.    Kelas 7 (Pakan sumber vitamin)
Vitamin adalah zat organik yang banyak ditemukan pada pakan ternak (hijauan dan konsentrat). Beberapa jenis vitamin yang sangat dibutuhkan oleh ternak dan harus ada dalam ransum atau pakan ruminansia tersebut. Biasanya vitamin yang di butuhkan untuk daya tahan tubuh sapi dan pertumbuhan vitamin A, B, D dan K mengaplikasikannya bisa diberikan dalam wujud suntikan atau penambahan di pakan. Pakan yang tinggi kandungan vitaminnya, yaitu :
ü  Minyak ikan
ü  Hijauan
ü  Jagung kuning
ü  Kacang-kacangan
ü  Biji bagian benih
ü  Susu







h.    Kelas 8 (Pakan Additif / Suplemen / Makanan tambahan)
Pakan additif yaitu suatu substansi yang ditambahkan ke dalam ransum dalam jumlah yang relative sedikit untuk meningkatkan nilai kandungan makanan tersebut untuk memenuhi kebutuhan khusus. Misalkan additif bahan konsentrat, additif  bahan suplemen, dan additive bahan premix. Uni Eropo mengklasifikasian pakan additif menjadi 14 kelompok, yaitu antibiotic, antioksidan, aromatic, obat-obatan, pengemulasi, pewarna, vitamin, pengawet, pemacu pertumbuhan, zat pengental, enzim, dan mikroorganisme. Macam-macam additif, yaitu : (a) additif konsentrat, (b) additive vitamin, (c) additive mineral : Zeolit dan premix, dan (d) additive protein.
Manfaat pemberian pakan additif atau suplemen dari segi fisiologis adalah :
1.       Ternak terhindar dari defisiensi vitamin (avitaminosis) dan defisiensi mineral, yang kemungkinan berupa kelumpuhan, otot kejang, milk fever, pertumbuhan jaringan epitel yang kurang baik, dan mudaha terkena infeksi.

2.       Ternak terhindar malnutrisi misalkan kekurusan pada musim kemarau yang panjang karena kualitas hijauan menurun.
3.       Mempertahankan produksi baik secara kualita maupun kuantitas.






SELAMAT BERDISKUSI
DAN BERPRESENTASIKAN!

Comments

  1. Nama:Dea Amelia
    Kelas:X1 C3
    Pelajaran hari ini sangat bermanfaat bagi saya:) pelajaran hari ini tentang peraturan menteri pertanian:v

    ReplyDelete
  2. Pelajaran hari ini sangat membantu dan bermanfaat
    #Eneng setia sindi
    #X1C3.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts