KUALITAS, KELAZIMAN DAN KRITERIA BAHAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA

KUALITAS, KELAZIMAN DAN KRITERIA BAHAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA  

1. Macam-macam kualitas hijauan bahan pakan ternak ruminansia
Hijauan yang tumbuh di daerah tropis jika dibandingkan dengan daerah subtropics, maka mempunyai kualitas yang berbeda. Pada umumnya, hijauan yang berasal dari tropis berkualitas lebih rendah jika dibandingkan dengan yang berasal dari subtropics; walaupun di daerah tropis mempunyai kemampuan lebih cepat tumbuh. Kualitas hijauan menurut Acker (1971) terdapat tiga kelompok, yaitu:
a.    Kualitas hijauan berkualitas rendah
v Protein Kasar (PK) < 4% dari Bahan Kering (BK)
v Total Digestible Nutrient (TDN) < 40% dari Bahan Kering (BK)
v Sedikit atau tidak ada vitamin
Hijauan yang termasuk berkualitas rendah yaitu, jerami padi, jerami daun jagung dan pucuk tebu.
b.   Kualitas hijauan berkualitas sedang
v Protein Kasar (PK) berkisar antara 5%-10% dari Bahan Kering (BK)
v Total Digestible Nutrient (TDN) 41%-50% dari Bahan Kering (BK)
v Ca sekitar 0,3%
Hijauan yang termasuk berkualitas sedang, yaitu rumput alam / rumput lapangan, rumput gajah, rumput raja, rumput setaria, dan rumput brachiria brizantha.
c.    Kualitas hijauan berkualitas tinggi
v Protein Kasar (PK) > 10% dari Bahan Kering (BK)
v Total Digestible Nutrient (TDN) > 50% dari Bahan Kering (BK)
v Ca > 1,0%
v Kandungan vitamin A tinggi
Hijauan yang termasuk berkualitas tinggi, yaitu leguminosa (lamtoro, kaliandra, glirisidia), alfalfa, dan daun umbi-umbian. Kandungan zat-zat makanan dari berbagai jenis tanaman yang berasal dari subtropis.
2.    Menentukan bahan pakan ternak ruminansia  menurut kelazimannya Limbah
a.    Pakan Konvensional
Bahan pakan ini adalah bahan baku yang sering digunakan dalam pakan yang biasanya mempunyai kandungan nutrisi yang cukup (misalnya protein) dan disukai ternak. Bahan pakan ini dapat  berasal dari tanaman ataupun hewan, ikan, dan hasil sampingan industri pertanian. Contoh bahan baku ini yaitu; Hijauan (Rumput, kacang-kacangan dan Leguminosa), Jagung, Dedak, Tepung Ikan, Bekatul, Dll.






b.    Pakan Non Konvensional
Pakan non konvensional, yaitu suatu pakan yang tidak lazim diberikan pada ternak. Pada umumnya, pakan tersebut berasal dari limbah pertanian/perkebunan dan limbah industry. Ada dua macam pakan non konvensional, yaitu pakan sebagai sumber energy dan sumber protein. Pakan yang diberikan tidak sendiri-sendiri, tetapi dicampur ke dalam suatu ransum atau konsentrat yang komposisi kandungan zat-zat makanannya seimbang dan lengkap. Kekurangan suatu zat makanan dari suatu jenis pakan akan tercukupi oleh pakan lainnya; sehingga ransum/konsentrat tersebut betul-betul mendekati kesempurnaan untuk  mencukupi kebutuhan ternak akan zat-zat makanannya. Contoh dari bahan baku ini, yaitu :
Ø  Sumber energi   : Kulit Ubi Kayu, Serat Kelapa Sawit, Daun Kembang Sepatu,                                    Limbah Industri Tebu, Bagas Tebu, Molases, Batang Pisang


Ø  Sumber protein : Keong Mas, Bulu Ayam, Cacing Tanah, Isi Rumen Dan Feses,                                  Tepung Daging dan Tulang, Tepung Darah, Tepung Kuku dan                                     Tanduk, Tepung Bekicot
                                                                                                        






3.    Kriteria bahan pakan yang baik untuk ternak ruminansia
a.    Kandungan nutrisi yang baik
Bahan pakan yang akan digunakan untuk ternak sebaiknya memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Anda dapat mengetahui kandungan nutrisi tersebut dari literatur seseorang yang sudah melakukan uji kualitas. Apabila anda masih mengalami keraguan tentang kandungan nutrisi dalam bahan pakan tersebut anda dapat melakukan uji kualitas nutrisinya seperti Kandungan protein kasar, lemak kasar, serat kasar, BETN, TDN, air, kalsium, fosfor maupun asam amino. Kebutuhan nutrisi berbeda untuk setiap jenis ternak, jadi anda dapat mengetahui apakah bahan pakan tersebut cocok untuk ternak anda. 

b.   Ketersediaanya selalu kontinyu (selalu ada)
Ketersediaan selalu kontinyu ini maksudnya adalah bahan baku yang akan digunakan harus terjamin ketersediaannya (mudah didapat). Jadi anda tidak perlu bingung untuk stock dihari yang akan datang. Hal ini dimaksudkan untuk menghidari terlalu seringnya pergantian bahan pakan, karena pergantian bahan baku yang terlalu sering dapat menyebabkan stres, ternak harus beradaptasi dengan bahan pakan yang baru yang berakibat produktifitas ternak menjadi kurang optimal. 
c.    Harga bahan pakan murah
Usaha dalam bidang peternakan, 80% dari total keseluruhan biaya usaha ternak digunakan untuk pemenuhan pakan. Jadi dalam pemilihan bahan pakan ternak, anda dapat memilih bajan pakan yang harganya murah. Hal ini dapat menekan biaya yang dikeluarkan untuk pakan, diharapkan dapat menekan biaya produksi. 
d.   Tidak bersaing dengan manusia
Bahan pakan yang dipakai untuk ternak jangan sampai bersaing dengan kebutuhan pokok makanan manusia. Anda dapat menggunakan bahan pakan dari limbah industri atau pertanian yang sudah tidak dimanfaatkan untuk makanan manusia.
e.    Daya cerna / kecernaan pakan
ini merupakan ukuran untuk potensi zat gizi pakan yang bisa digunakan oleh ternak untuk sintesis jaringan dalam tubuhnya sehingga menghasilkan produk sesuai yang diinginkan. Bahan pakan yag memiliki kandungan nutrisi tinggi belum tentu memiliki kecernaan yang baik pula. Karena ada banyak faktor yang mempengaruhi hal ini. Untuk mengetahui tingkat kecernaan pakan ada tiga metode yang dikembangkan yaitu In-vitro, In-sacco dan In-vivo
f.     Palatabilitas (kesukaan)
Ini perlu diperhatikan apakah ternak mau mengkonsumsi bahan pakan atau tidak, karena walaupun kandungan zat gizinya tinggi dengan kualitas yang baik, namun apabila ternak tidak menyukai dan tidak mau mengkonsumsi, maka bahan pakan tersebut tidak bisa dijadikan pakan yang bermanfaat bagi ternak. Untuk itu jika suatu bahan pakan mempunyai zat gizi yang baik tapi palatabilitasnya rendah maka perlu dicari cara untuk meningkatkan palatabilitasnya tersebut yaitu dengan menambahkan suatu zat atau dengan proses pengolahan tertentu sehingga dapat meningkatkan palatabilitas pakan tersebut. Untuk memperoleh produktivitas ternak yang tinggi maka pakan yang kandungan zat gizi dan palatabilitasnya tinggi harus mempunyai daya cerna yang tinggi sehingga zat gizi yang dikonsumsi dapat dimanfaatkan oleh ternak. 
g.    Tidak beracun atau tidak mengandung zat anti nutrisi
Syarat wajib bahan pakan yang digunakan untuk ternak adalah tidak mengandung racun (toksik) yang dapat mengganggu kesehatan dan menurunkan produktivitas ternak. Selain itu, anda wajib memperhatikan juga zat anti nutrisi dalam ransum, karena zat tersebut dapat menurunkan kecernaan ransum ternak. Adanya zat antinutrisi seringkali menjadi faktor penghambat dalam pemakaian bahan baku ransum alternatif. Cari informasi dalam penelitian-penelitian orang lain, apakah zat antinutrisi itu dapat dihilangkan atau tidak, karena sekarang sudah banyak penelitian tentang cara menghilangkan zat antinutrisi.






Comments

Popular Posts