MATERI PEMBELAJARAN ANEKA TERNAK PROSEDUR PEMELIHARAAN ANEKA TERNAK


1.     Uraian Materi

a.       Pengertian  dan Manfaat Pencatatan (Recording)
Pencatatan ternak (recording) merupakan salah satu kegiatan penting  dari beberapa kegiatan yang dilakukan dalam usaha peternakan.  “Recording“  berasal dari kata Record, artinya  catatan atau rekaman. Recording adalah catatan segala kejadian mengenai ternak yang dipelihara yang dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan yang objektif didasarkan atas fakta yang ada, sehingga keputusan yang dibuat merupakan keputusan yang baik.
Dalam pengelolaan peternakan moderen, pencatatan (recording) menjadi sangat penting. Hal ini disebabkan karena jumlah ternak yang dikelola tidak sedikit. Komponen pencatatan ternak yang harusnya mendapat perhatian antara lain: jumlah populasi, jumlah pemberian pakan, jumlah produksi harian yang dihasilkan seperti pertambahan bobot badan, produksi susu, produksi telur, konsumsi ransum, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, tingkat kematian (mortalitas) ternak yang dipelihara, penyakit yang menyerang, riwayat kesehatan (medical record), obat-obatan atau vaksin yang dibutuhkan, data kelahiran ternak, dan masih banyak lainnya.  Semakin lengkap data maka semakin mudah seorang peternak melakukan evaluasi kinerja kegiatan usahanya dan semakin mudah seorang peternak dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kegiatan usaha peternakannya.
Manfaat dari sistem recording ini adalah untuk mendapatkan informasi lengkap tentang ternak yang dipelihara, yang berguna dalam manajemen pemeliharaan ternak, memudahkan pengambilan keputusan, mengefisienkan waktu, tenaga dan biaya, memudahkan dalam monitoring, controling, evaluasi usaha, untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh serta sebagai dasar perencanaan pengembangan usaha. Lebih luas sistem recording berguna sebagai perekam informasi tentang profil produksi ternak di suatu daerah, faktor-faktor pendukung dan penghambatnya, serta sebagai sumber data untuk kepentingan seleksi ternak.
Sistem recording yang dilakukan dalam usaha peternakan dapat bervariasi sesuai dengan tujuan usaha (breeding atau fattening) dan jenis ternak yang dipelihara. Sebagai contoh, pada usaha breeding, recording aspek-aspek reproduksi menjadi hal yang utama; sedangkan pada usaha fattening, Average Daily Gain (ADG) merupakan parameter yang penting dalam mengetahui tingkat pertumbuhan ternak. Jenis terak yang dipelihara juga menentukan aspek-aspek yang dicatat dalam sistem recording.
Manfaat pencatatan ternak (recording) diantaranya adalah sebagai berikut:
1)  Memudahkan pengenalan terhadap ternak, terutama recording yang terpasang langsung pada ternak ataupun di dekat ternak seperti anting telinga (ear tag), pengkodean ternak, penamaan, papan nama, foto, pemberian ciri-ciri pada ternak;
2)  Memudahkan dalam melakukan penanganan, perawatan maupun pengobatan pada ternak, berdasarkan catatan-catatan yang dimiliki;
3)  Memudahkan manajemen pemeliharaan terutama jika ternak tersebut membutuhkan perlakuan khusus;
4)  Menghindari dan mengurangi kesalahan manajemen pemeliharaan, pengobatan, pemberian pakan dan lain-lain;
5)  Memudahkan dalam melakukan seleksi ternak sehingga didapatkan ternak yang unggul, melalui sertifikat ternak, catatan kesehatan, berat lahir, dan lain-lain;
6)  Menghindari terjadinya kawin keluarga (inbreeding);
7)  Menjadikan pekejaan lebih efektif dan efisien terutama dalam sebuah usaha peternakan yang besar.

b.      Data-data Administrasi Usaha Peternakan (aspek teknis produksi, aspek ekonomi, aspek legalitas dll)

1)     Aspek Teknis
Ada beberapa pencatatan (recording) menyangkut aspek teknis yang umum  dipergunakan dalam usaha peternakan antara lain:
1.        Aspek manajemen pemeliharaan
·         Perkandangan
·         Pemeliharaan
·         Pengolahan limbah
·         Pengendalian penyakit
2.         Aspek perkembangan populasi
·         Populasi
·         Kelahiran dan kematian ternak
·         mutasi
3.        Aspek produktivitas
·      Produksi anak
·      Produksi susu
·      Produksi telur
·      Pertambahan bobot badan harian/Average Daily Gain (ADG)
4.        Aspek reproduktivitas
·         Umur pertama dikawinkan
·         Tanggal Kawin
·         Tanggal pemeriksaan kebuntingan
·         Tanggal beranak
·         Jenis kelamin anak
·         Jarak beranak
·         Frekwensi beranak
·         kasus-kasus reproduksi, (abortus, distokia, retensio plasenta, perletakan fetus, dll)
·         Tanggal mulai bertelur
·         Masa bertelur
·         Molting
·         Seleksi/culling

2)     Aspek  Ekonomi
Aspek ekonomi ekonomi dalam usaha tidak lepas dari unsur modal,  keuntungan atau kerugian dari suatu usaha tersebut.
Prinsip utama dalam ilmu ekonomi produksi yaitu suatu usaha untuk memaksimumkan keuntungan (profit maximization) dan meminimumkan biaya (cost minimization). Kedua prinsip ini merupakan pilar utama yang menentukan suatu performans dari usaha peternakan yang sedang dijalankan. Misalnya orang yang melakukan budidaya ayam broiler. Jika peternak tidak mampu menerapkan kedua prinsip tersebut maka walaupun produksi yang dihasilkan tinggi dan kualitas produksinya bagus, peternak tidak akan mampu untuk mengembangkan usaha budidayanya. Berikut adalah beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam pencatatan ternak (recording) mengenai aspek ekonomi usaha peternakan antara lain adalah:
a)     Biaya
Biaya adalah segala sesuatu yang diinvestasikan, baik berupa uang, tanah dan bangunan, tenaga kerja, serta aset-aset lainnya yang diperlukan dalam proses produksi untuk menghasilkan suatu produk tertentu. Biaya tersebut dikeluarkan secara kontan (cash) atau kredit.
·       Biaya investasi
Pencatatan biaya investasi memuat tentang biaya yang dikeluarkan untuk memulai suatu usaha, misalnya biaya beli lahan, pembuatan kandang, peralatan/mesin, dan izin usaha. Biaya investasi ini diperhitungkan sebagai penyusutan.
·      Biaya oprasional
Pencatatan biaya operasional memuat tentang biaya-biaya operasional suatu usaha. Biaya operasional dibedakan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost). Biaya tetap adalah semua biaya yang besarannya tetap sampai batas tertentu walaupun hasil produksinya berubah. Beberapa komponen biaya yang termasuk biaya tetap ini, diantaranya sewa lahan dan tenaga kerja. Sementara itu, biaya tidak tetap  (variable cost) adalah biaya yang jumlahnya berubah sesuai dengan perubahan tingkat produksi, misalnya biaya pembelian ternak, pakan, suplemen, obat-obatan, dan peralatan kandang habis pakai.

b)     Pendapatan
Pendapatan adalah seluruh penerimaan uang yang diperoleh dari penjualan produk suatu kegiatan usaha. Hasil penjualan tersebut meliputi penjualan ternak hidup, penjualan karkas,penjualan pupuk kandang/kompos, penjualan susu, penjualan telur, penjualan anak ternak dan lain-lain.

c)      Keuntungan
Keuntungan adalah selisih antara pendapatan dengan total biaya yang diperlukan proses produksi suatu produk.

d)     Kelayakan usaha
Faktor finansial atau kelayakan usaha menjadi tolok ukur utama dari suatu analisis usaha, terutama cash flow yang terjadi selama kegiatan usaha berjalan. Indikator yang sering dipergunakan untuk melihat tingkat kelayakan suatu usaha adalah analisis B/Catau R/C rasio, payback period (PBP), break even point (BEP).Selain itu, akan lebih baik apabila dilengkapi dengan perhitungan net present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan return on investment (ROI).
·         Analisis benefit cost ratio (B/C) dan revenue cost ratio (R/C)
Analisis benefit cost ratio (B/C) dan revenue cost ratio (R/C), digunakan untuk melihat tingkat keuntungan atau penerimaan relatif suatu usaha dalam setahun terhadap total biaya yang dipergunakan dalam kegiatan tersebut, dengan rumus sebagai berikut:
                  B/C ratio =

R/C ratio =


·      Break even point (BEP)
Analisis break even point (BEP) dipergunakan untuk melihat batas nilai atau volume produksi dari suatu usaha. BEP bisa dihitung berdasarkan jumlah produksi (BEP produksi) atau harga (BEP harga) dengan perhitungan sebagai berikut:
BEP produksi =

BEP harga =

·      Payback period (PBP)
Analisis payback period (PBP) dipergunakan untuk mengetahui lamanya pengembalian modal yang telah diinvestasikan dalam suatu usaha.

PBP =
3)     Aspek Legalitas
Perusahaan peternakan adalah suatu usaha yang dijalankan secara teratur dan terus menerus pada suatu tempat dan dalam jangka waktu tertentu untuk tujuan komersial yang meliputi kegiatan menghasilkan ternak (ternak bibit/ternak potong), telur, susu serta usaha penggemukan suatu jenis ternak termasuk mengumpulkan, mengedarkan dan memasarkannya yang untuk tiap jenis ternak jumlahnya melebihi jumlah yang ditetapkan untuk tiap jenis ternak pada peternakan rakyat.
Perusahaan di bidang Peternakan adalah suatu usaha yang dijalankan secara teratur dan terus menerus pada suatu tempat dan dalam jangka waktu tertentu untuk tujuan komersial yang meliputi perusahaan pemotongan, pabrik pakan dan perusahaan perdagangan sarana produksi peternakan. Yang telah di tetapkan dalan rancangan Undang-Undang nomor 1 tahun 2009.
Setiap Perusahaan Peternakan yang dalam skala usaha tertentu sebagaimana dimaksud pada lampiran 1 keputusan ini wajib memenuhi ketentuan di bidang perizinan usaha yang meliputi:
a)       Izin Lokasi/HG/sesuai dengan ketentuan yang berlaku
b)       Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
c)        Izin Tempat Usaha/HO
d)       Izin Tenaga Kerja
e)       Izin Pemasangan Instalasi serta peralatan yang diperlukan, serta membuat Upaya Kelestarian Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL/UPL) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Permohonan Persetujuan Prinsip disampaikan kepada Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk olehnya sesuai kewenangan.

Format Pencatatan
Format recording dapat diperoleh dari suatu industri/perusahaan peternakan dan dapat pula dibuat sendiri atau memodifikasi format yang sudah ada. Ada beberapa pencatatan (recording) yang umum  dipergunakan dalam usaha peternakan antara lain:  pencatatan tentang identitatas ternak, pencatatan  tentang pemberian/konsumsi pakan dan minum ternak,  pencatatan tentang pertambahan berat badan ternak, pencatatan tentang kesehatan ternak, pencatatan tentang perkawinan, masa laktasi dan kelahiran ternak, pencatatan tentang produksi susu, telur, feed conversi ratio dan lain-lain.
Pada usaha peternakan ruminansia, salah satu langkah yang penting adalah pemberian identitas  pada masing-masing individu ternak  yang dibudidayakan. Untuk kegiatan usaha skala kecil, dengan jumlah ternak yang relative sedikit,  identitas ternak tidak begitu menimbulkan masalah karena peternak relatif  hafal terhadap masing-masing individu ternak yang dimilikinya, sehingga masih mampu untuk melakukan control untuk setiap individu ternaknya. Akan tetapi sejalan dengan perkembangan kegiatan usahanya  dengan jumlah ternak yang semakin banyak, maka peternak tidak lagi mampu menghafal ternak satu per satu. Oleh karena itu perlu pemberian identitas kepada seluruh ternak yang dimilikinya.
Pemberian identitas  dilakukan dengan cara pemberian  tanda (penandaan) pada tubuh masing-masing individu ternak. Dengan penandaan akan mempermudah peternak untuk melakukan identifikasi setiap individu ternak yang dibudidayakan guna menunjang pelaksanaan kegiatan pencatanan.
Penandaan yang lazim dilakukan pada ternak sapi antara lain penandaan pada telinga, penandaan dengan cap bakar pada kulit, penandaan dengan tato, penandaan dengan kalung leher, penandaan pada tanduk, dan penandaan lainnya. 


SUMBER : DASAR-DASAR PEMELIHRAAN TERNAK (BSE)
UNTUK RECORDING MENGGUNAKAN ANDROID SILAHKAN VIDEO PEMBELAJARAN INI

Comments

Post a Comment

Popular Posts